Rabu, 25 Februari 2009

Pada saat kita mengalami krisis keuangan, apa yang bisa kita lakukan bagaimana mengatur keuangan kita tetap stabil yaitu dengan mengatur dan memperkecil kebiasaan-kebiasaan pengeluaran harian bulanan tahunan yang dikondisikan pada suatu masa itu.
Bentuk kebiasaan yang perlu kita perkecil diantaranya penghematan belanja harian tapi tetap memenuhi standar kebutuhan kesehatan kita.(contoh :berpuasa adalah bentuk penghematan yang sehat) otomatis belanja hemat.
Mungkin belum menjadi kebiasaan bagi kita untuk berpuasa (hemat dan sehat)
Di dalam kehidupan pesantren mungkin sudah saatnya kita membiasakan diri untuk berpuasa, jadikan sunnahnya Rasul adalah sunnahnya pondok. Ini adalah urusan hati. Untuk kondisi saat ini kita butuh beradaptasi terhadap situasi dan kondisi krisis keuangan yang sedang terjadi saat ini. Kuncinya adalah Adakah kemauan kita untuk melakukannya, Adakah kemampuan kita untuk melakukannya. Hati kita akan menjawab. nawaitu kita akan mengungkap akmalu kita akan terlihat. Dari mana kita akan memulai dan kapan kita akan memulai dan siapa yang akan memulai. Jawabannya adalah kita mulai dari HATI kita, yang memulai KITA dan SEGERA.
Mari kita berlomba mencari kebaikan yang hakiki, yang kelak akan menjadi amal yang diterima oleh ALLah SWT, sehingga kita akan dapat Melampaui krisis ini tidak berkepanjangan. moga bermanfaat untuk kt semua. Amin

Senin, 23 Februari 2009

Hanya bayangan

Terkadang kita merasa takut pada sesuatu, ternyata apa yang kita takutkan hanyalah di pikiran kita. Cobalah dulu dihadapi jangan menyerah karena bayangan yang sebenarnya kita sendiri yang menciptakannya. Bismillahirrahmanirrahim dan Hadapi !!! YAQIN?

Peran kita di dunia

Di dunia kita mempunyai peran masing-masing, tanggung jawab masing-masing, menjalankan amanah yang diberikan Allah kepada kita. jalani dengan baik dan kita raih penghargaan dengan hadiah Surga Firdaus, hidup di dunia hanya sementara, ada kehidupan yang kekal selamanya setelahnya. Allahu Akbar..........

Rabu, 18 Februari 2009

NIATKAN

Bismillahirrahmanirrrahim

NIATKAN

Bismillahirrahmanirrrahim

Kamis, 12 Februari 2009

Kenapa Krisis Global Terjadi ?

Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan-persoalan krusial yang melibas dan melintasi dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya digantungkan pada gonjang-ganjing global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan pangan. Hal ini pun menjadi ancaman serius Negara-negara di dunia, terutama Negara berkembang.

Kenaikan harga BBM pada level US$ 120/barel yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah disatu sisi, dan disisi lain kita menyaksikan kenyataan antrian masyarakat atas kebutuhan minyak tanah, serta lemahnya daya beli masyarakat atas kebutuhan dasarnya merupakan kenyataan yang harus dihadapi saat ini, termasuk Indonesia.

Selain faktor-faktor global yang harus diantisipasi, akan tetapi juga system dan konsep pembangunan dimasing-masing Negara juga perlu diperbaiki. Apa yang dialami Indonesia pada tahun 1997, krisis multidimensi yang tidak terbendung merupakan konsekuensi logis dari penerapan system pertumbuhan ekonomi yang dijalankan. Ditambah lagi krisis ekologi yang sampai saat ini berlangsung seolah menggambarkan kebobrokan system dan pengelolaan Negara terhadap sumber daya alamnya.

Keadaan ini mau tidak mau akan selalu memunculkan sentiment regional, kritik dan keresahan social akan selalu menantang perbaikan-perbaikan kedepan. Akan tetapi, reformasi yang didengungkan sampai saat ini belum juga memberikan perbaikan yang signifikan terhadap masalah bangsa. Justru malah mengembalikan dan melanggengkan pada persoalan-persoalan klasik seperti diatas.

Yang tidak terelakan lagi adalah kapitalisme internasional saat ini telah mencengkram kuat, mendominasi dan mengendalikan Negara-negara didunia. Seperti apa yang disampaikan Prof. Dr. Ir. Saul Lemkowitz yang menjadi kunci pada perhelatan ilmiah pelajar dan professional Indonesian Scientific Meeting 2008 ( ISSM 2008 ) di Delft University of Technology (TU Delft) yang bertema “Sustainable Development in Indonesia : An Interdiciplinary approach”, bahwa kapitalisme internasional merupakan salah satu factor yang menyebabkan peradaban barat menjadi dominan, selain factor lainnya seperti sains dan teknologi.

Lebih lanjut Lemkowitz menyebutkan bahwa kapitalisme itu diikuti penaklukan, kolonialisasi, perbudakan, ekspoitasi , perpindahan ekses populasi, serta genosida khususnya di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Australia. Lebih lanjut dijabarkan bahwa dominansi peradaban Barat hingga 2000, sebelum kebangkitan Cina moderen yang begitu cepat. Dominansi itu meliputi penguasaan dan pengoperasian sistem perbankan internasional. Mengontrol semua valuta keras, menguasai pasar modal internal, dan menebarkan pengaruh kebudayaan dengan penuh perhitungan dengan berbagai komunitas, Di samping itu juga mereka kuasa melakukan intervensi militer secara masif, mengontrol jalur-jalur pelayaran, mengendalikan sebagian besar riset-riset ilmiah dan teknik pengembangan canggih. Kemudian mengontrol teknik pendidikan unggulan, mendominasi industri dirgantara dan akses ke ruang angkasa, mendominasi komunikasi internasional, serta mendominasi industri persenjataan hi-tech.

Dalam hal ini, sepak terjang Indonesia di tingkat internasional serta kebijakan yang diambil atas kondisi yang dihadapi tetap menjadi pertaruhan dalam membawa nasib dan masa depan bangsa dan Negara.


Rabu, 11 Februari 2009

MUTIARA-MUTIARA ESQ

Daripada sibuk mencari kesalahan orang, lebih baik sibuk memberi manfaat bagi yang lain.
Jadilah cahaya di kegelapan, jadilah manfaat bagi lingkungan.

Salah satu cara untuk selamat dalam menghadapi krisis adalah jujur. Terasa berat di awal, tapi
akan memudahkan jalan kita selanjutnya. BERANILAH UNTUK JUJUR.